Senin, 24 November 2014

Makalah IPD Tentang Rempah-Rempah



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
       Rempah merupakan bahan hasil pertanian yang digunakan sebagai sumber cita rasa dan aroma. Rempah-rempah ini mengandung oleoresin sehingga citarasa dan aromanya tajam serta spesifik. Sejak jaman dulu, nenek moyang kita bangsa Indonesia telah menggunakan rempah-rempah dalam berbagai hal. Baik untuk masak-memasak maupun untuk hal-hal lainnya. Hinggga sekarang pun orang-orang Indonesia masih menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Faktor ini karena rempah-rempah dan bahan penyegar banyak tumbuh di Indonesia. Letak geografis Indonesia cocok untuk pertumbuhan tanaman-tanaman ini. Hasil olahan rempah-rempah dapat dimanfaatkan dalam industri parfum, farmasi, flavor, pewarna.
Orang-orang Indonesia jaman dulu, menggunakannya karena mitos-mitos kegunaannya bukan karena kandungannya yang bermanfaat. Maka dari itu, pada makalah ini akan dibahas secara mendetail tentang rempah-rempah dan bahan penyegar baik kandungannya yang bermanfaat sampai mutunya.

B.Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian dari rempah-rempah?
  2. Jelaskan klasifikasi rempah?
  3. Jelaskan jenis rempah?
  4. Jelaskan morfologi dan manfaat dari rempah-rempah?
  5. Jelaskan cara pemilihan dan penyimpanan rempah-rempah?
  6. Jelaskan mutu dan nilai gizi dari rempah-rempah?
  7. Jelaskan produk olahan rempah-rempah?

C.Tujuan Penulisan
  1. Agar mengetahui pengertian dari rempah-rempah
  2. Agar mengetahui klasifikasi rempah
  3. Agar mengetahui jenis rempah
  4. Agar mengetahui morfologi dan manfaat dari rempah-rempah
  5. Agar mengetahui cara pemilihan dan penyimpanan rempah-rempah
  6. Agar mengetahui mutu dan nilai gizi dari rempah-rempah
  7. Agar mengetahui produk olahan rempah-rempah

D.Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui rempah-rempah yang bisa kita manfaatkan
2.  Agar tau cara pengolahan rempah yang baik untuk mkanan











BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Rempah
Rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam masakan. Rempah merupakan bagian terpenting dari masakan karena jika rempah tidak dimasukkan maka citarasa dan aroma dari masakan tersebut berkurang. (Muchtadi Tien R.,dkk, 2010 : 293)

B.     Klasifikasi Rempah
Kalsifikasi rempah dibuat berdasarkan kesamaan dalam memberi efek terhadap penampakan dan karakter rasa maupun aroma, serta berdasarkan keunikan dari beberapa kelompok tumbuhan. Klasifikasi rempah adalah sebagai berikut.
Kelompok
Rempah
Rempah pedas
Capicum (Cabai), lada cyenne, lada hitam dan putih, jahe, mustard
Rempah pedas sedang
Paprika, ketumbar
Rempah aromatik
Allspice (pimento), Caramon, cassia, kayu manis, cengkeh, jintan, dill, fennel, fenugreek, mace, dan pala
Rempah Daun
Basil, bay, dill leaves, marjoram, tarragon, thyme.
Sayuran aromatik
Bawang putih, bawang merah, bawang bombay, seledri
Sumber: Peter (dalam muchtadi Tien R.,dkk, 2010 : 293)
C.      Jenis Rempah
Bahan rempah – rempah dapat dihasilkan dari umbi, biji, kulit batang, bunga, daun, dan buah. Berikut table pengelompokkan jenis rempah-rempah :
Jenis
Contoh
Umbi / rimpang
Jahe, kunyit, temulawak, kencur, lengkuas, temuireng, lempuyang
Biji
Pala, kemiri, kapol / kardamon
Kulit batang
Kayu manis
Bunga
Cengkeh
Buah
Lada / merica

D.    Morfologi dan Manfaat Rempah-Rempah
1.      Rempah Jenis Umbi / Rimpang
a.       Jahe
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8bvjneofz0iQMVpKJDdb3oZq90l-OKc3gelaQgLETScIn05N8SuCuP1D0pHmUimcDJj3GPImG6HBq-qP2hfsognbmpBd_1EmfTDsrcVHa8PiAeKjEdQC3DvtOpUTqsvNhxJwvZ_5YzY0n/s200/jahe.jpg
Jahe memiliki  nama ilmiah  Zingiber officinale Rosc. Nama sebutan untuk jahe pada tiap daerah berbeda – beda. Berikut contohnya :
Nama Daerah : Jae (Jawa); jahe (Sunda); jae, jahya (Bali); sipodeh (Minang); melito (Gorontalo); jhai (Madura); lia (Flores); goroka (Ternate); dan late(Timor).
Jahe pada umumnya merupakan tanaman herba semusim , tegak dan tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, dan berwarna hijau. Daun tunggal, berbentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, dan berwarna hijua tua. Bunga majemuk, berbentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota berbentuk corong dengan panjang 2-2,5 cm, dan berwarna ungu. Buah kotak, berbentuk bulat panjang, dan berwarna cokelat. Biji berbentuk bulat dan berwarna hitam.
Komposisi rimpang jahe sangat mempengaruhi tingkat aroma dan pedasnya rimpang jahe tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe yaitu di antaranya jenis, kondisi tanah,umur panen, cara budidaya, penanganan pasca panen, cara pengolahan dan ekosistem tempat tanaman ditanam. Rimpang jahe umumnya mengandung minyak atsiri sebesar 0.25% - 3.3%. Rimpang jahe mengandung lemak sekitar 6 – 8%, protein 9%, karbohidrat dengan jumlah lebih dari 50%, vitamin ; khususnya niacin dan vitamin A, beberapa jenis mineral, dan asam amino. Lemak pada rimpang jahe tersusun atas asam phosphatidat, lesitin, dan asam lemak bebas. Rimpang jahe segar juga mengandung enzim protease sekitar 2.26%. Selain itu, jahe juga mengandung gingerols dan shogaols yang menimbulkan rasa pedas.
Ekstrak jahe mempunyai kandungan antioksidan yang bermanfaat untuk mengawetkan minyak dan lemak dan protease pada rimpang jahe bermanfaat untuk melunakkan daging yang akan dimasak. Berikut table kadar minyak atsiri dan oleoresin pada beberapa  jenis jahe :
Jenis Jahe
Kadar Minyak Atsiri (%)
Kadar Oleoresin (%)
Maran
2.0
4.3
Wynad Local
1.5
3.8
Wynad Manantody
2.0
5.3
Rio de Jeneiro
3.5
6.0

Jahe bermanfaat untuk menambah rasa hangat pada malam hari (serbat/minuman penghangat). Orang-orang Manado memanfaatkan rebung jahe sebagai salah satu pendamping nasi untuk lalapan di samping sambal pedas. Jahe juga dapat menyembuhkan batuk kering, radang tenggorokan, sebagai tonikum, menambah nafsu makan, mengobati rematik, sakit kepala, perut kembung, sakit mulas, melegakan perut, gatal-gatal, luka, salesma (influenza), epilepsi, sakit maag, cacar air, menurunkan panas anak, mengobati impoten dan lemah syahwat.
Selain untuk rempah-rempah masakan, jahe juga dapat dikonsumsi dalam bentuk permen, minuman maupun campuran dalam makanan (seperti pada bubur kacang hijau), roti jahe, dan lain-lain.

b.      Kunyit
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi22x7B73bM8mXYlFNIEgPAuHVUZzFWUAvsgGfxpFSw8-wm7G9ggUr9yjIZ_ntRpyDVP14K_WO6Hqjh02Vw8s6WhThZ8JzTpKT-sdKWg9W97JDMQKpa7kSib1kHuGFiNjdXV99cLOG_XEo/s200/Khasiat+Kunyit.jpg
Kunyit dengan nama latin Curcuma longa L. atau  Curcuma clomestica dan dikenal juga dengan sebutan kunir yang sering dimanfaatkan sebagai rempah masak, pewarna, dan obat tradisional. Tanaman kunyit berdaun tunggal.Induk rimpang kunyit berbentuk bulat, silindris, membentuk rimpang – rimpang cabang yang yang banyak jumlahnya di sisi kiri dan kanan.Rimpang kunyit rasanya agak pahit dan getir dengan bau yang khas.Warna pada kunyit jingga terang atau agak kuning di bagian dalam rimpang, sedangkan kulit rimpang berwarna jingga kecoklatan.
Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri Curcumin oil yang menyebabkan warna kuning oranye. Minyak atsiri dalam rimpang kunyit tersebut memiliki kadar rata-rata 4 – 5%. Rimpang kunyit mengandung 28%  glukosa, 12% fruktosa, 8% protein, vitamin C dan beberapa jenis mineral dengan kandungan kalium rata-rata yang cukup tinggi.
Kunyit mempunyai berbagai manfaat, di antaranya sebagai anti koagulan dan stimulan, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol, sebagai obat cacing, sariawan, asma, diare, sakit mata, tifus, usus buntu, disentri, cacar air, amandel, KB tradisonal, penambah darah, menyembuhkan hidung yang tersumbat, mengobati sakit perut, sakit keputihan, haid tidak lancar, perut mulas pada saat haid, berak berlendir, mengobati penyakit hati (termasuk batu empedu), kencing manis (Diabetes Mellitus), campak, hepatitis, menyembuhkan gatal-gatal, eksim, gigitan serangga, bengkak di badan, rematik, memperlancar ASI, dan menghilangkan noda di wajah (flek).
Kunyit lebih sering digunakan dalam rempah-rempah masakan, pewarna dalam makanan, salep untuk mengobati bengkak dan jamu.

c.       Temulawak
Nama lain temulawak adalah koneng gede (Sunda) dan temulabak (Madura). Temulawak dengan nama lain Curcuma xanthorrhiza,Roxb, sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan.  Tinggi temulawak dapat mencapai 2 meter dan dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian tanah 1500 m di atas permukaan laut (dpl).
Tanaman ini memiliki daun yang lebar dan pada setiap helaiannya dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik dan karbinol. Minyak atsiri rimpang temulawak memiliki kadar sekitar 7.3 – 29.5% di mana minyak ini member aroma yang khas pada temulawak. Rimpang temulawak mengandung karbohidrat sekitar 37.2 – 61%.
Manfaat temulawak di antaranya, Krikumin pada rimpang temulawak bermanfaat sebagai acnevulgaris, sebagai antiinflamasi (antiradang), antihepotokoksik (antikeracunan empedu), antioksidan, antibakteri, antikolesterol, anikanker dan antiplatelet agregas (pembekuan darah yang biasa menyebabkan stroke). Xanthorrhizal yang merupakan salah satu komponen dalam minyak atsiri bermanfaat sebagai antikanker, terutama kanker payudara, mengobati sakit limpa, sakit ginjal, sakit pinggang, sakit kepala, masuk angin, sakit maag, mengobati sakit perut, sakit perut saat haid, menghilangkan bau amis sewaktu haid, memperbanyak produksi ASI, memacu ASI yang macet, mencegah kesulitan BAB, sembelit, ambeien, menambah nafsu makan, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Hasil olahan temulawak lebih sering digunakan dalam jamu tradisional termasuk untuk  suplemen penambah nafsu makan.

d.      Kencur
Nama lain dari kencur adalah cikur (Sunda), ceuko (Aceh), kencor (Madura), dan cekun (Bali) dengan nama latinnya Kaempferia galanga, L,  biasa digunakan untuk rempah masakan, rempah gado-gado dan rempah-rempah lainnya. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar yang tersusun berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4-12 buah, bibir bunga berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan.
Kencur memiliki daging buah yang lunak dan tidak berserat, berwarna putih, dan kulit luarnya berwarna cokelat. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Rimpang kencur mengandung minyak atsiri yang pedas dan hangat rasanya.
Kandungan minyak atsiri dan alkaloid yang terdapat dalam kencur bermanfaat sebagai stimulan, mengobati batuk, radang lambung, radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, diare, mata pegal, dan keseleo, membersihkan darah kotor, memperlancar haid, sebagai alat KB tradisional, menghilangkan lelah, dan mempercepat anak untuk bisa berjalan. Kencur lebih sering digunakan untuk jamu tradisional.

e.       Lengkuas
Nama lain dari lengkuas adalah laos (Jawa), laja (Sunda), laus (Madura), dan aiku (Bugis). Lengkuas dengan nama latin Alpinia galanga, lebih banyak dikenal para ibu karena sering digunakan sebagai rempah dapur yaitu untuk penyedap masakan.
Lengkuas merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi batang mencapai 2-2,5 m. Lengkuas dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1200 m di atas permukaan laut (dpl). Ada dua jenis lengkuas yaitu lengkuas putih (Alpini galanga, L) dan lengkuas mereah (Alpini purpurata, k. Schum). Lengkuas putih yaitu rimpang lengkuas yang umbi (akar)-nya berwarna putih, biasanya sering digunakan sebagai penyedap masakan. Sedangkan lengkuas merah yaitu rimpang lengkuas yang umbi (akar)-nya berwarna merah, biasanya sering digunakan sebagai obat.
Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, saponin, flaronoida, polifenol dan kristal koning. Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri  sekitar 0.15 – 1.5%.
Mengobati rematik, sakit limfa, demam disertai pembesaran limfa, bronkhitis, campak, radang kembung, radang lambung dan usus lemah, radang telinga, masuk angin, diare. Dan juga baik untuk kulit yaitu untuk mengobati penyakit kulit, seperti panu, kurap, eksim, menghilangkan bercak-bercak hitam dan tahi lalat serta mempercepat pembersihan rahim.

2.      Rempah Jenis Biji
a.       Pala
Nama lain dari pala adalah falo (Nias), paala (Madura), kapala (Bima), pahalo (Ambon) dan gosora (Ternate). Pala dengan nama latin Myristica fragirans Houtt termasuk tanaman rempah-rempah. Tanaman ini tingginya dapat mencapai 10 meter, berbatang tegak, berkayu, dan berwarna putih kotor. Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli (selubung biji pala) yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna hitam kecoklatan. Biji pala berukuran kecil dan bentuknya bulat telur. Biji pala mengandung minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena dan asam olenolat. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Pala lebih sering digunakan dalam rempah-rempah masakan.
Manfaat pala untuk tubuh di antaranya mengobati disentri, diare, sakit maag, menghentikan muntah, mual, mulas dan perut kembung, menghilangkan kebiasaan sulit tidur pada anak dan batuk rejan pada anak, mengobati suara parau (serak), TBC, dan membantu untuk berhenti merokok.

b.      Kemiri
Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama. Di antaranya, kembiri, gambiri, hambiri (Bat), kemili (Gayo), buah kareh (buah keras, Minangkabau, Nias), dèrèkan, pidekan, miri (Jawa). Daun tunggal, berseling, hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan sepasang kelenjar di ujung tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar telur lonjong atau menyegitiga, berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal bentuk jantung, bertulang daun menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya. Inti biji kemiri mengandung 60–66% minyak. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat.
Kemiri sering digunakan dalam masakan Indonesia dan masakan Malaysia. Biji kemiri mengandung bahan beracun dengan kekuatan ringan. Karena itu sangat tidak dianjurkan mengonsumsi biji kemiri secara mentah. Penggunaan kemiri harus diawali dengan menyangrai (memanaskan tanpa minyak atau air) hingga biji hangat. Pemanasan akan menguraikan toksin.
Minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut (untuk menyuburkan rambut). Bijinya dapat digunakan sebagai pencahar. Di Jepang, kulit kayunya telah digunakan untuk tumor. Di Sumatera, bijinya dibakar dengan arang, lalu dioleskan di sekitar pusar untuk menyembuhkan diare. Di Jawa, kulit batangnya digunakan untuk mengobati diare atau disentri.

3.      Rempah Jenis Bunga
a.       Cengkeh
http://www.binagro.com/wp-content/uploads/2012/08/Cengkeh.jpg?4c9b33
Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugeniaaromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%) masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan Tanzania. Tanaman cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10-20 meter, batangnya berkayu keras dan cabang-cabangnya cukup banyak.
Cengkeh digunakan sebagai bahan campuran rokok kretek, dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius).
Selain eugenol, minyak atsiri cengkeh juga mengandung senyawa asetil eugenol, beta-caryophyllene, dan vanilin. Terdapat pula kandungan tanin, asam galotanat, metil salisilat (suatu zat penghilang nyeri), asam krategolat, beragam senyawa flavonoid (yaitu eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan eugenitin), berbagai senyawa triterpenoid (yaitu asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol), serta mengandung berbagai senyawa seskuiterpen.
Cengkeh merupakan bahan utama penambah aroma rokok kretek. Komponen minyak atsiri yang terkandung di dalamnya berfungsi sebagai anestetik dan antimikroba, sehingga sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan mengobati sakit gigi, membantu melegakan perut, memiliki sifat mampu meningkatkan produksi asam lambung, menggiatkan gerakan peristaltik saluran pencernaan, juga dikatakan sebagai obat cacing alami, mengobati batuk, kolera, campak, meningkatkan denyut jantung, menghitamkan alis mata, dan mengatasi polip. (www.pemilihanrempah.com)

4.      Rempah Jenis Kulit Batang
a.        Kayu manis (Cinnamon)
Cinnamon merupakan nama lain dari kayu manis yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kayu yang manis. Tanaman ini banyak tumbuh di Pulau Jawa. Termasuk dalam famili Laureceae, pohon kayu manis (atau nama ilmiahnya Cinnamomum zeylanicum), pohon kayu memiliki tinggi maksimum 9 meter dengan kulit kayu berwarna abu-abu licin. Daunnya berbentuk mata tombak dengan panjang sekitar 20 cm dan lebar 5 cm. Daun berwarna hijau pada bagian atas dan warna putih pada bagian bawah. Berbunga kecil dengan warna putih atau kekuning-kuningan yang membentuk gugusan.
Bagian dari pohon kayu manis yang dimanfaatkan adalah kayu bagian dalam yang berwarna lebih gelap karena pada bagian dalam tercium bau yang harum sedangkan kulit bagian luar tidak berbau harum. Bagian dalam kulit kayu ini akan dikeringkan di bawah sinar matahari. Hasilnya, kulit kayu akan membentuk gulungan yang kemudian dipotong sepanjang 5-8 cm menjadi batang-batang kecil atau ditumbuk menjadi bentuk bubuk.
Kayu manis merupakan rempah-rempah yang memiliki wangi yang khas, rasa manis dan rasa pedas. Kayu manis dipakai sebagai rempah masakan sejak jaman mesir kuno. Kayu manis biasanya berbentuk bubuk atau potongan. Kandungan yang terdapat dalam kayu manis adalah eugenol, etil sinamat, metil chavicol, linalool, cinnamaldehyde dan beta-kariofilen. Kandungan cinnamaldehyde inilah yang memberikan rasa dan aroma khas pada kayu manis.
Selain sebagai pengharum dan penguat rasa pada makanan dan minuman, kayu manis atau cinnamon memiliki beberapa khasiat untuk meredakan masalah kesehatan karena kayu manis mengandung mangan, zat besi dan kalsium.
Manfaatnya untuk keluhan kesehatan, antara lain untuk menurunkan gula darah, menurunkan kolestrol, menurunkan tekanan darah, meningkatkan daya ingat, meredakan nyeri otot dan sendi, mengatasi masalah gusi dan gigi, sariawan, meredakan sakit kepala, migren, mengatasi radang tenggorokan, meringankan masalah perut dan kram saat haid serta menghilangkan masalah bau mulut. (www.kumpulan.info.html)

5.      Rempah Jenis Buah
a.       Lada / merica
Nama lain dari lada adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin; Piper ningrum, L sudah dikenal sebagai penyedap makanan, mengatasi bau dan rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging.
Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah, diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari.
Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisna, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Lada sering digunakan untuk rempah-rempah masakan. Hidangan sup biasanya dibubuhi rempah lada.
Kandungan piperine dalam lada dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Lada yang bersifat pedas mampu menghangatkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten. (www.rempahrempah.com)

E.  Cara Pemilihan dan Penyimpanan Rempah-Rempah
A.    Cara Pemilihan Rempah-Rempah
a.         Jika membeli rem segar seperti jahe, kunir, bawang, kecur dan lain-lain, pilih yang masih segar, utuh dan tidak ada bercak putih. bercak ini biasanya dari khapang atau jamur yang menjadikan rempah berbau dan membusuk jika disimpan lama.
b.         Rempah basah dapat bertahan 1 – 2 bulan jika sebelum di simpan terlebih dahulu di cuci bersih, kemas dalam plastik atau tempat kedap udara dan masukan dalam freezer.
c.         Rempah kering mudah kehilangan aroma jika di simpan lama, beli seperlunya dan simpan di wadah yang tertutup rapat dan kedap udara agar aroma khas rempah tidak hilang.
d.        Bila anda membeli rempah kering dalam bentuk bubuk, belilah kemasan terkecil agar tidak cepat rusak mengingat rempah ini tidak setiap hari digunakan.
e.         Untuk rempah buatan atau rempah instant, pilih merek yang sudah terdaftar Dirjen POM, perhatikan tanggal kedaluarsanya dan selalu membeli kemasan yang terkecil.
f.          Biasakan menutup rapat kembali kemasan rempah setelah pemakaian. Kontaminasi mikroba sangat mungkin terjadi pada rempah instant.

B.     Penyimpanan Rempah-Rempah
a.         Dicuci bersih, dijemur, disangan, dan dapat diahaluskan atau tidak kemudian disimpan di tempat yang kering, dan tertutup rapat, misalnya dalam botol atau kaleng yang diberi label.
b.         Disimpan pada tempat yang kering dengan menggunakan wadah botol, plastik, keranjang dan lain – lain.

F.     Mutu dan Kandungan Zat Gizi Rempah-Rempah
1. Jahe
Standar mutu jahe di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI– 01–3179–1992. Ada 2 syarat penggolongan jahe berdasarkan mutunya,yaitu:
a.       Syarat umum
1)      Kesegaran jahe: segar
2)       Rimpang bertunas: tidak ada
3)       Kenampakan irisan melintang: cerah
4)      Bentuk rimpang: utuh
5)       Serangga hidup: bebas
b.  Syarat Khusus
Ukuran berat:
1)      Mutu I > 250 gram/rimpang
2)      Mutu II 150-249 gram/rimpang
3)      Mutu III dicantumkan sesuai hasil analisa <10%

Ada 3 jenis mutu jahe,yaitu :
  1. Rimpang yang terkelupas kulitnya (rimpang/jumlah rimpang): 
1)      Mutu I=0 %
2)      Mutu II=0 %
3)      Mutu III<10 %
  1. Benda asing:
1)      Mutu I=0 %
2)      Mutu II=0 %
3)      Mutu III<3 %
  1. Rimpang berkapang (rimpang/jumlah rimpang):
1)      Mutu I=0%
2)      Mutu II=0%
3)      Mutu III <10%

2.   Kunyit
Standard mutu kunyit untuk pasaran luar negeri dicantumkan berikut ini:
1)      Warna : kuning-jingga sampai coklat kuning-jingga
2)      Aroma : khas wangi aromatis
3)      Rasa : mirip rempah dan agak pahit
4)      Kadar air maksimum : 12 %
5)      Kadar abu : 3-7 %
6)      Kadar pasir (kotoran) : 1 %
7)      Kadar minyak atsiri (minimal) : 5 %


3.  Temulawak
Standard mutu temulawak untuk pasaran luar negeri dicantumkan berikut ini:
1)      Warna : kuning-jingga sampai coklat kuning-jingga
2)      Aroma : khas wangi aromatis
3)      Rasa : mirip rempah dan agak pahit
4)      Kadar air maksimum : 12 %
5)      Kadar abu : 3-7 %
6)      Kadar pasir (kotoran) : 1 %
7)      Kadar minyak atsiri (minimal) : 5 %

4.  Kencur
Kencur segar untuk bahan baku obat adalah rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L) yang sudah tua/matang fisiologis, dengan ciri berkulit tipis putih kecoklatan, bagian dalamnya putih kekuningan beraroma khas kencur, berbentuk utuh segar dan bersih yang digunakan sebagai bahan baku obat.
Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan kencur segar untuk bahan baku obat. Standar digunakan bersama-sama dengan SNI terkait pengambilan contoh padatan, cara uji cemaran logam, kandungan mintak atsiri, kadar abu dan benda asing.

Kandungan Zat Gizi
NO
NAMA BAHAN
KALORI
PROTEIN
LEMAK
KARBOHIDRAT
1
Kemiri
636
19,0
63.0
8,0
2
Ketumbar
273
10
24
13,5
3
Pala
42
0,3
0,2
10,9
4
Cengkeh
292
5,2
8,9
57,4
5
Jahe
51
1,5
1,0
10,1
6
Kunyit
63
2
2,7
9,1










  1. Produk Olahan Rempah-Rempah
Di Indonesia, teknologi pascapanen rempah sebagian besar masih dilakukan secara tradisional oleh para petani, sehingga mutu yang dihasilkan kurang atau bahkan tidak memenuhi standar kualitas. Secara umum, sebagian besar produksi rempah masih dalam bentuk olahan primer, yaitu hanya dikeringkan seperti lada hitam, lada putih, kayu manis dan pala. Hanya sebagian kecil yang diproduksi lanjut dalam bentuk oleoresin, pasta, minyak atsiri dan serbuk.
http://ekohappy.files.wordpress.com/2011/09/produk-pala.jpg?w=300&h=224
Teknologi pengolahan rempah telah banyak yang berkembang tinggal memilih produk andalan yang tepat. Dengan mempertimbangkan keadaan tersebut, maka industri pengolahan tanaman rempah mempunyai prospek dan peluang untuk dikembangkan, baik dalam skala menengah ataupun skala kecil.
Selain meningkatkan mutu dan daya saing rempah, diperlukan juga usaha untuk meningkatkan nilai tambah rempah terutama dengan mengubah rempah tersebut menjadi suatu produk jadi yang unik sebagai hasil inovasi teknologi.



Berikut beberapa bentuk diversifikasi produk rempah-rempah yang diolah dengan teknologi pascapanen :
1.      Minyak atsiri
Minyak atsiri (essential oil) adalah komponen utama rempah dan merupakan salah satu komoditas perdagangan yang digunakan sebagai bahan penting untuk industri obat-obatan, flavoring agent dalam bahan makanan atau minuman, kosmetika dan bahan pengikat/fiksatif parfum.
Potensi Indonesia cukup besar sebagai penghasil minyak atsiri, dengan 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Mutu minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan baku sebelum penyulingan dan metode penyulingan yang digunakan. Ada tiga cara penyulingan yaitu (1) direbus, (2) dikukus, dan (3) dialiri uap langsung sedangkan lama penyulingan berkisar antara 8-24 jam.
Minyak lada merupakan salah satu produk diversifikasi lada dan juga sebagai nilai tambah, karena bahan bakunya dapat berasal dari limbah pengolahan lada hitam atau lada putih dan lada gugur disamping dari buah ladanya sendiri.
Minyak atsiri cengkeh dihasilkan dari daun, tangkai, dan bunga cengkeh, masing-masing mempunyai kadar minyak yang berbeda. Kadar terkecil dari daun cengkeh yaitu 1-4%, tangkai cengkeh 5-7% dan bunga cengkeh 15-20%. Komponen utama dari minyak cengkeh adalah Eugenol dengan kadar berkisar antara 83-95%.
Minyak atsiri pala biasanya disuling dari biji pala yang dipanen muda (berumur 4-5 bulan) dengan rendemen minyaknya 6-17% dan dari fuli yang masih muda yang berwarna keputih-putihan dengan rendemen berkisar 7-18%.
2.      Oleoresin
Oleoresin merupakan produk olahan rempah yang berbentuk pekat, kental dan biasanya mengandung minyak atsiri, resin dan komponen aktif yang terdapat di dalamnya. Bau dari oleoresin sangat spesifik tergantung pada bahan baku yang diolah.
Oleoresin dapat diperoleh melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik. Kemudian dilakukan penyaringan dilanjutkan dengan penguapan pelarut sampai dihasilkan ekstrak kental. Oleoresin banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman sebagai perasa alami. Biasanya produk oleoresin lebih disukai daripada rempah aslinya karena bahan dapat distandarisasikan dengan tepat, terutama aroma, rasa, dan warna. Dengan demikian, mutu produk akhir akan lebih terkontrol, bahan lebih homogen dan mudah ditangani, bebas pencemaran dan mudah dicampur ke dalam bahan makanan dan minuman.
3.      Produk Industri Makanan dan Minuman
http://ekohappy.files.wordpress.com/2011/09/pala-dan-olahannya.jpg?w=300&h=213
Dengan inovasi teknologi, beberapa bagian tanaman rempah yang semula tidak dimanfaatkan/tidak dijual dapat dimanfaatkan menjadi  produk makanan atau minuman yang mempunyai nilai ekonomis.
Beberapa tanaman rempah dapat diracik menjadi minuman kesehatan yang menyegarkan dan dengan inovasi dapat diterima oleh konsumen sebagai produk yang eksotik contohnya adalah teh “Secang” celup dan “Wedang Uwuh” celup (teh rempah dari racikan Jahe, batang cengkeh, daun cengkeh, daun pala,dan kayu secang).
Dari daging buah pala dapat dibuat berbagai macam produk pangan seperti manisan pala, sari buah pala, selai pala, chutney dan jelli. Jenis-jenis makanan tersebut merupakan produk makanan awetan dengan menggunakan konsentrasi gula yang tinggi dengan penambahan sedikit bahan makanan tambahan seperti pektin dan asam sitrat.
Lada hijau kalengan juga merupakan salah satu olahan yang dibuat dari buah lada yang masih muda dan belum terlalu pedas.  Tahapan proses yang dilakukan adalah pencucian, sortasi, pengisian dalam kemasan, penghampaan, penutupan dan sterilisasi.
4.      Produk Industri Farmasi dan Obat-obatan
Diversifikasi produk cengkeh yang telah dibuat adalah balsam cengkeh untuk mengobati rematik, pegal-pegal dan masuk angin. Formula obat kumur sebagai obat sariawan dan sakit gigi dapat dibuat dengan bahan baku utama minyak cengkeh dan bahan-bahan lainnya seperti ZnCl2, minyak kayumanis, menthol, minyak cengkeh, alkohol, sakarin dan air.
5.      Produk Industri Kosmetika
                Bentuk diversifikasi produk rempah dalam bidang kosmetika atau perawatan tubuh biasanya merupakan pengembangan dari minyak atsiri rempah beberapa diantaranya adalah sabun, bodywash, shampoo, lulur dan bahan-bahan untuk spa.
6.      Pestisida Nabati
Bentuk divesifikasi lainnya adalah penggunaan lada hitam dan oleoresin sebagai pengendali hama gudang (beras). Ekstrak kasar lada hitam dan piperin ternyata lebih efektif dibandingkan lada hitam bubuk untuk mengendalikan kutu beras. (ekohappy.wordpress.com)

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Rempah merupakan bahan hasil pertanian yang digunakan sebagai sumber cita rasa dan aroma. Rempah merupakan bagian terpenting dari masakan karena jika rempah tidak dimasukkan maka citarasa dan aroma dari masakan tersebut berkurang. Bahan rempah-rempah dapat dihasilkan dari umbi, biji, kulit batang, bunga, daun dan buah. Rempah-rempah dapat dikelompokkan secara konfensional menjadi 5 kelompok yaitu remaph pedas, rempah pedas  sedang, rempah aromatik, rempah daun dan sayuran aromatik.
Beberapa contoh rempah-rempah adalah jahe, kunyit, temulawak, kencur, lengkuas, kayu manis, merica, dan lain-lain. Masing-masing jenis rempah mempunyai bentuk, flavor, aroma atau warna yang spesifik. Dalam kehidupan sehari-hari, empah-rempah ini sering digunakan untuk memasak serta meramu jamu tradisional. Hasil olahan rempah-rempah dapat dimanfaatkan dalam industri parfum, farmasi, flavor, pewarna, dan lain-lain.

B.  Saran
Dalam penulisan kami menyadari masih banyak ditemukan kekurangan atau kesalahan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga akan menghasilkan makalah yang lebih baik.




Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2013. PrinsipDasar Ilmu Gizi. Gramedia: Jakarta.
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/387-kayu-manis-cinnamon.html

http://ekohappy.wordpress.com/2011/09/20/diversifikasi-produk-tanaman-rempah/
Muchtadi,Tien,R,dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta:Bogor. www.pemilihanrempah.com
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar